(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, Undana Lepas 256 Mahasiswa dan Terima 242 Mahasiswa Asal 37 Perguruan Tinggi

“Tidak ada lagi, misalnya mahasiswa di bagian Timur Indonesia, Papua atau NTT mengatakan kita tertinggal atau mahasiswa di Jawa mengatakan mereka paling unggul, tidak bisa (begitu). Karena saat ini kita diberi kesempatan yang sama, tergantung bagaimana anak-anak saat ini siap atau tidak, membenahi diri, berkompetisi, dan menerima ilmu dari berbagai pihak,” tandas Rektor Undana, Prof. Fred Benu.

Universitas Nusa Cendana (Undana) melaksanakan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Dalam MBKM tersebut, Rektor Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M. Si., Ph. D resmi melepas 256 mahasiswa Undana peserta program kampus mengajar angkatan kedua. Sekaligus, menerima 242 mahasiswa dari 37 Perguruan Tinggi (PT) lain di wilayah Indonesia. Acara penerimaan dan pelepasan Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM-DN), Program MBKM itu digelar di Aula Rektorat Undana, Jumat (10/9/2021).

Hadir secara luring (onsite), Wakil Rektor (WR I) Bidang Akademik, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M. Sc, WR II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Ir. Jalaludin, M. Si dan WR IV Bidang Kerjasama, Ir. I Wayan Mudita, M. Si., Ph. D. Sementara, para PIC Magang MBKM masing-masing universitas serta mahasiswa peserta MBKM, mengikuti kegiatan tersebut secara daring (online).

Ketua PIC Magang MBKM Undana, Dr. Jefri Bale, M. Eng menjelaskan, program MBKM oleh Kemendikbudristek tersebut dilaksanakan dalam empat bentuk kegiatan pembelajaran, yakni pertukaran mahasiswa merdeka dalam negeri angkatan pertama, kampus mengajar angkatan kedua, magang bersertifikat dan studi proyek independen bersertifikat. Untuk keempat kegiatan itu, jelas Jefri, Undana berhasil mengikutsertakan mahasiswanya dengan rincian, yakni: Pertama, 560 orang mahasiswa berhasil ikut dalam program kampus mengajar angkatan kedua tahun 2021, yang berasal dari 22 Prodi. Kedua, 6 orang mahasiswa berhasil ikut dalam program magang dan studi independen bersertifikat angkatan pertama, yang berasal dari 5 Prodi. Para mahasiswa tersebut, ungkap, Jefri, ditempatkan di Lembaga Legislatif RI, Kementerian dan BUMN serta perusahaan swasta mitra Kemendikbudristek.

Ketua PIC Magang MBKM Undana, Dr. Jefri Bale, M. Eng ketika menyampaikan laporan pada kegiatan PMM-DN Program MBKM Undana di Aula Rektorat Undana, Jumat (10/9/2021).

 

Mahasiswa Undana Tersebar di 95 Universitas

Secara khusus untuk program pertukaran mahasiswa dalam negeri, sebut Jefri, Undana menjalankan fungsi sebagai PT asal, PT mitra dan juga PT penerima. Sebagai PT asal, jelas Dr. Jefri, Undana berhasil mengikutsertakan 256 mahasiswa Undana, yang berasal dari 36 Prodi sebagai mahasiswa out bound. Para mahasiswa tersebut, lanjut dia, tersebar di 95 universitas, 6 sekolah tinggi dan 13 institut penerima, baik negeri maupun swasta. Sebagai PT mitra, lanjut Jefri, Undana berhasil melaksanakan 3 Mata Kuliah (MK) secara daring, melalui Spada Dikti yang melibatkan 29 mahasiswa yang berasal dari 13 universitas dan 2 sekolah tinggi negeri maupun swasta. Sementara, sebagai PT penerima, lanjut dia, Undana juga menerima 242 mahasiswa in bound yang berasal dari 37 PT, yaitu dari 9 universitas, 14 sekolah tinggi dan 14 institut asal, baik negeri maupun swasta.

Ketua Satgas Kehumasan dan Informasi Undana itu menjelaskan, sebagai PT penerima, Undana juga menerima mahasiswa in bound yang memilih 44 Prodi dan 260 MK. “Termasuk Mata Kuliah  Penciri Universitas: Budaya Lahan Kering Kepulauan dan Pariwisata, dengan jumlah minimal 10 SKS per mahasiswa,” imbuhnya. Masih, kata Jefri, sebagai PT penerima, Undana juga berhasil mengikutsertakan 13 orang dosen sebagai dosen modul nusantara untuk melaksanakan kegiatan kebhinekaan, refleksi, inspirasi dan kontribusi sosial secara daring ataupun luring. Pembiayaannya, lanjut dia, dari Kemendikbudristek maksimal Rp 1,2 miliar. Hal itu jika dimungkinkan atau melalui keputusan universitas. Selain itu, jelas Jefri, Undana ikut memfasilitasi mahasiswa, pertukaran mahasiswa dalam negeri dengan Siakad Merdeka dan fasilitas e-learning untuk pelaksanaan kuliah daring saat ini.

Sementara itu, Rektor Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M. Si, Ph. D ketika membuka kegiatan tersebut, mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Mendikbudristek, Anwar Nadiem Makarim yang memiliki komitmen kuat untuk mendorong pelaksanaan program MBKM. Ia menyebut, awal dicanangkan program MBKM, memunculkan pertanyaan dari banyak pihak, terkait implementasinya. Namun, seiring berjalannya waktu, lanjut Rektor Undana, dengan kerja keras seluruh jajaran, maka MBKM bisa diimplementasikan dengan baik seperti saat ini. “Saat ini kita bisa menikmati program MBKM ini. Tidak ada lagi istilah mahasiswa dari pedalaman misalnya, NTT, tidak bisa ikut perkuliahan di PT maju di Indonesia, semisal di Pulau Jawa. Begitupun dengan anak-anak kita dari Jawa yang ingin melihat bagaimana pembelajaran dan perkembangannya di pelosok NTT maupun Papua, dan itulah kelebihan dari program ini,” tandas Prof. Fred.

 

Rektor Undana, Prof. Fred Benu ketika  menerima dan melepas mahasiswa peserta kegiatan PMM-DN Program MBKM Undana di Aula Rektorat Undana, Jumat (10/9/2021). Para mahasiswa peserta Program MBKM dari berbagai PT itu serius mengikuti kegiatan tersebut secara daring.

 

Tingkatkan Wawasan Kebangsaan

Dikatakan, melalui program merdeka belajar, bisa meningkatkan wawasan kebangsaan antar mahasiswa. “Dengan adanya program ini, kita dari berbagai latar belakang bisa saling mengenal. Beginilah keunggulan dan kekayaan Indonesia, beginilah dunia pendidikan Indonesia sehingga bisa memberikan kontribusi terhadap perkembangan peradaban global,” papar orang nomor satu Undana itu. Sebab, menurutnya, Indonesia sudah ikut mencoraki kehidupan umat manusia dengan berbagai latar belakang keberagaman. Karena itu, melalui merdeka belajar, mahasiswa juga harus dididik untuk meningkatkan karakter kebangsaan, selain meningkatkan ipteks.

Lebih lanjut, Prof. Fred menyatakan, melalui merdeka belajar, mahasiswa juga dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan soft skill, serta memiliki karakter pancasila, agar siap bergaul dan bersaing dengan siapapun. “Tidak ada lagi yang katakan kita tertinggal, misalnya mahasiswa di bagian Timur Indonesia, Papua atau NTT, atau mahasiswa di Jawa mengatakan mereka paling unggul, tidak bisa (begitu). Karena saat ini kita diberi kesempatan yang sama, tergantung bagaimana anak-anak saat ini siap atau tidak membenahi diri, berkompetisi, dan menerima ilmu dari berbagai pihak,” tandas. Untuk itu, pihaknya meminta agar para mahasiswa MBKM bisa mengikuti kegiatan secara aktif, semangat dan penuh tanggung jawab. Rektor pada kesempatan tersebut menyambut baik 242 mahasiswa yang mengikuti MBKM di Undana.

“Selamat datang di Undana. Dengan senang hati kami menerima anak-anak kita dari seluruh Indonesia untuk terlibat dalam program ini. Melalui sistem yang kita bangun; e- learning sistem yang terintegrasi dengan Spada  Dikti, bisa digunakan untuk perkuliahan selama satu semester. Jika ada kekurangan pelayanan, tentunya atas nama pimpinan Undana, saya memohon maaf, dan kami siap membenahinya setiap saat,” pungkas Guru Besar Ekonomi Pertanian itu. (rfl)

 

 

Comments are closed.
Arsip